Sabtu, 27 Desember 2008

BERPARTISAPASI YUK!!!!!!

KIRIMKAN BIODATAMU, TUK DAPAT DIAKSES SEMUA ORANG. SEBAGAI AJANG KOMUNIKASI ANTAR SESAMA ALUMNI PONDOK PESANTREN SUNAN DRAJAT. GAMPANG. KIRIM VIA E-MAIL warry@telkom.net atau blog www.khoirulanwari.wordpress.com, sms di 081931515114/08813514790/03177952408 dengan format
Nama:
Alamat:
No. Telp yang bisa dihub. bisa e-mail/web/blog
Angkatan/tahun lulus:
Pekerjaan sekarang:

kami tunggu aksi dari teman-teman. bisa juga satu angkatan dikirim via e-mail. untuk adik-2ku jangan pernah menyerah untuk tetap bisa belajar dengan baik, dengan percaya diri di luar masyarakat menunggu kiprahmu, para santri Sunan Drajat. JANGAN BERPOLITIK, POLITIK HANYA MEMENTINGKAN "UDELE DEWE". KAMULAH SANG WASIT.

SUNAN DRAJAT

EMPAT LANGKAH MENGENTAS KEMISKINAN
(Menurut Sunan Drajat, Wali Songo)

1. Berikan tongkat kepada orang buta
(wenehono teken marang wong wuto)
2. Berikan makanan kepada orang lapar
(wenehono mangan marang wong luwe)
3. Berikan pakaian kepada orang telanjang
(wenehono busono marang wong wudo)
4. Berikan tempat berteduh kepada orang kehujanan
(wenehono ngiyup marang wong kodanan)

Sunan Drajat adalah salah seorang anggota Wali Songo periode kelima pada pertengahan abad ke-15 yang berdakwah di sebelah barat Surabaya.
Dia dikaruniai karomah dan derajat lebih tinggi, yang tidak semua orang memilikinya.
Ajarannya yang terkenal adalah anjuran kepada setiap orang untuk berlaku sosial atau berbuat baik pada sesama.
Sebelum berbuat baik kepada orang lain, seseorang harus mampu memimpin diri sendiri dan keluarga.
Jika kita belum mampu memimpin diri dan keluarga namun kepada orang lain sudah berbuat sosial, maka tindakan ini adalah perbuatan orang yang mencari pujian.
Perbuatan mencari pujian dapat dikategorikan perilaku orang sombong yang dikutuk Allah.
Kalau sewaktu-waktu kita dipuji orang, maka jawablah "Alhamdulillah" (segala pujian hanya milik Allah).
Empat cara berperilaku sosial yang digambarkan oleh Sunan Drajat dengan contoh-contoh sederhana yaitu:


Pertama: Berikan tongkat kepada yang buta (wenehono teken marang wong wuto).
Orang bodoh diibaratkan sebagai orang buta, yang tidak dapat melihat isi dunia ini.
Agar dapat mengetahui dunia, maka orang tersebut harus dibantu dengan ilmu, yang diibaratkan dengan tongkat penuntun.

Kedua: Berikan makanan kepada yang lapar (wenehono mangan marang wong luwe), maksudnya agar kita mensejahterakan kehidupan masyarakat.

Ketiga: Berikan pakaian kepada yang telanjang (wenehono busono marang wong wudo). Maksudnya agar kita memberikan pelajaran kesusilaan kepada anggota masyarakat.

Keempat: Berikan tempat berteduh kepada yang kehujanan (wenehono ngiyup marang wong kodanan).
Maksudnya agar kita memberikan perlindungan kepada orang-orang yang ditimpa musibah.

Contoh fatwa seorang wali
Sejarah riwayatnya masih tertutup
Ajaran beliau perlu digali
Untuk pedoman kita yang hidup

Keikhlasan wali agar ditiru
Oleh pendidik yang di sekolah
Tak hanya gaji yang diburu
Niatkan kerja karena Allah

Kerja pendakwah tidak ringan
Modal utama sifat sabar
Banyak halangan, bermacam rintangan
Kadang berhadapan preman sangar

Suro diro jaya ning rat
Lebur, dening pangastuti
Marah, yang terlampau sangat
Dimakan ketenangan si hati suci

Bila marah tanpa kendali
Pikiran tak lagi argumentatif
Karena setan dia ikuti
Pandangannya gelap tidak obyektif

Bukti orang berbudaya tinggi
Melawan marah dengan ketenangan
Upayakan damai segera terjadi
Emosi murka dapat diperingan